ORACLE CARDS - LEARN AND ORDER

ORACLE CARDS - LEARN AND ORDER
ORACLE CARDS - LEARN AND ORDER; Find out how this Self Help tool works out.

Minggu, 28 Februari 2010

Dashyatnya Metaphora

Ketika mendengarkan dr. Gunawan menerangkan ericsonian, saya jadi teringat dengan sebuah pengalaman. Ada seorang teman saya, sebut saja namanya Ani yang anak pertamanya menderita autis. Gejalanya mulai terdeteksi ketika berumur 2 tahun. Anaknya juga sangat hiperaktif. Kebetulan teman saya merawat anaknya sendiri dan tidak menggunakan jasa baby sitter, jadi kadang membuat dia cukup teruji kesabaran dan emosi, juga mengalami kelelahan fisik. Apalagi anaknya sulit diajak berkomunikasi, tidak memahami instruksi dan suka mengamuk kalau marah.

Teman saya dan keluarganya berusaha memberi yang terbaik buat anaknya, termasuk terapi yang cukup menguras biaya, pikiran dan tenaga. Suatu hari saya ditelepon oleh teman saya, seperti biasa dia curhat, dan saya berusaha menjadi pendengar yang baik. Waktu itu dia berkata," saya benar-benar frustasi. Kenapa harus saya, kenapa harus anak saya yang begitu." Intinya teman saya sulit menerima kenyataan bahwa anaknya autis. Bahkan dia mulai mempertanyakan keadilan Tuhan. Apa kesalahan dia dan keluarganya hingga mendapat anak demikian. Bukankah mereka keluarga yang baik dan taat beragama.


Saat itu saya merasa harus menghibur teman saya hanya saya bingung harus ngomong bagaimana. Tiba-tiba saya teringat suatu cerita yg pernah saya baca entah di buku apa. Saya bilang kepada teman saya begini, "An, kamu pernah dengar cerita ini ga? Suatu hari di surga, Tuhan dan malaikat sedang bekerja, mengutus anak- anak bayi untuk dilahirkan oleh siapa di keluarga mana. Bayi A, berikan ia kepada keluarga X dan malaikat pelindungnya adalah santo Mikael. Bayi B, utuslah ia ke keluarga Y, dan pelindungnya adalah santo gabriel. (Di agama katolik percaya bahwa setiap orang memiliki santo pelindung).

Lalu tibalah pada seorang bayi yang cacat dan berkebutuhan khusus. Tuhan mengutusnya ke keluarga Z. Malaikat protes keras, " ga salah, Tuhan keluarga Z kan orang-orangnya sangat baik, kenapa dikasih bayi yang cacat?". Sambil tersenyum Tuhan berkata, " tegakah kamu memberinya orang tua yang kejam hatinya?" Mengertilah malaikat maksud dan rencana Tuhan. " Lalu siapakah malaikat pelindungnya?" Tanya malaikat. "Beri ibunya sebuah cermin".

Selesai saya bercerita saya mendengar teman saya terisak-isak."Terima kasih ya, kamu telah menguatkan aku.” Waktupun berlalu sampai selang beberapa bulan kemudian, saya kontak dengan Ani lagi, dan saya menanyakan kabar perkembangan anaknya. Dia bercerita bahwa anaknya sekarang ada perubahan. Terapinya cukup membuahkan hasil. Saya bilang,”Itu semua adalah keberhasilanmu juga. Berkat ketabahan dan ketekunanmulah semua perkembangan baik anakmu bisa diraih. Kamu memang seorang ibu yang luar biasa.” Jawabannya sungguh di luar dugaan saya,”ketika aku down, aku teringat kembali ceritamu dan aku merasa kuat dan dimampukan. Anakku dikirim kepadaku karena Tuhan percaya kepadaku. Jika Dia saja begitu, aku juga harus yakin pada diriku sendiri, Sungguh hal itu sangat membantuku melalui masa-masa sulitku.”

Luar biasa dahsyatnya metaphora!!! Tiada yang lebih membahagiakan ketika kita bisa menolong dan membahagiakan oranglain… apalagi hanya dengan bercerita….

Karawaci, 28 Feb 2010
Fiona Wang